/>

Kamis, 27 Oktober 2016

Tidur Mendengkur Saat Hamil Bisa Membahayakan Bayi

Tidur mendengkur saat hamil bisa membahayakan bayi | Selamat datang dan terimakasih karena telah berkunjung ke salah satu blogspot resmi milik alfian herbal yang merupakan agen resmi pusat penjualan obat herbal online terbesar dan terpercaya di indonesia yang lebih tepatnya berada di kota tasikmalaya. Pada kesempatan kali ini kami akan berbagi informasi penting seputar tidur mendengkur saat hamil bisa membahayakan bayi .

Tidur mendengkur merupakan suatu hal yang umum bagi ibu hamil. Kondisi ini bahkan cenderung makin parah pada trimester ketiga. Suatu studi melaporkan bahwa hampir 25 persen ibu hamil sesekali akan mengalami tidur dengan mendengkur pada minggu terakhir kehamilan mereka, sedangkan 25 persen lainnya dilaporkan mendengkur lebih sering di minggu-minggu terakhir kehamilan.


Gangguan tidur mendengkur ini biasa disebut juga dengan sleep apnea. Kondisi ini menyebabkan napas terhenti sesaat ketika tidur. Hal ini dapat mengundang bahaya bagi ibu hamil karena ketika napas terhenti, jumlah oksigen dalam darah pun menurun.

Beragam Penyebab Mendengkur Saat Hamil


  • Apnea Tidur Obstruktif. Dengkuran yang nyaring dan sering, dapat menjadi pertanda apnea tidur obstruktif yang membuat napas sering terhenti karena jalur arus masuk-keluar udara yang tersumbat.
  • Peningkatan jumlah darah dan perkembangan pembuluh darah dalam tubuh ibu hamil turut menyebabkan selaput hidung membengkak yang hasilnya adalah Bunda mendengkur saat tidur.
  • Tingginya kadar hormon estrogen saat hamil yang dapat ikut membuat jalan napas membengkak dan bahkan menyebabkan bertambahnya lendir.
  • Hidung tersumbat karena sebab lain, misalnya alergi atau pilek.

Tekanan Darah Tinggi dan Preeklamsia

Menurut seorang pakar gangguan tidur, kebiasaan mendengkur saat tidur yang dimulai ketika hamil dapat menempatkan seorang ibu pada kondisi risiko yang lebih besar mengalami preeklamsia atau tekanan darah tinggi (hipertensi). Ini karena terhalangnya jalan napas pada malam hari merupakan faktor penyumbang meningkatnya tekanan darah tinggi dan preeklamsia pada kehamilan. Seorang ahli saluran pernapasan menunjukkan bahwa ibu hamil yang terbiasa mendengkur akan dihadapkan kepada risiko dua kali lebih tinggi mengalami tekanan darah tinggi dan preeklamsia, dibandingkan para ibu yang tidak mendengkur.

Preeklamsia adalah kondisi tekanan darah tinggi yang timbul setelah usia kehamilan 20 minggu ditambah pembengkakan bagian tubuh atau disebut edema dan/atau proteinuria, yaitu terlalu banyak protein yang terbuang melalui urine. Kondisi preeklamsia ditandai dengan gejala tambahan berupa sakit kepala parah, muntah, terasa nyeri hebat pada perut bagian atas, serta gangguan penglihatan.

Hambatan pada Pertumbuhan Janin

Sebuah temuan medis menyatakan bahwa terdapat hubungan antara gangguan tidur, yaitu sleep apnea, dan Intrauterine Growth Retardation atau hambatan pada pertumbuhan janin. Bayi dengan kondisi Intrauterine Growth Retardation terlahir dengan ukuran tubuh yang lebih kecil dibandingkan rata-rata dan mengalami keterlambatan perkembangan.

Risiko untuk Menjalani Persalinan Caesar

Sebuah studi menemukan bahwa ibu hamil yang mendengkur sebanyak tiga malam dalam seminggu lebih cenderung memiliki bayi yang berukuran lebih kecil dan berkemungkinan lebih besar untuk dilahirkan melalui operasi caesar. Dari penelitian tersebut, sekitar 33 persen dari 1.600 ibu hamil memiliki kebiasaan mendengkur. Dan dari para pendengkur tersebut, terdapat jumlah signifikan yang melahirkan secara caesar, bahkan banyak yang memerlukan operasi caesar darurat.

Bayi Lahir dengan Berat Badan Rendah

Ibu hamil yang kerap mendengkur cenderung melahirkan bayi dengan berat badan di bawah rata-rata. Ibu patut waspada karena bayi dengan berat badan rendah diketahui lebih rentan terhadap serangan penyakit tertentu.

Dikutip dari alodokter.com

Hanya sekedar pengingat saja , untuk anda yang ingin mengetahui mengenai kutipan artikel kesehatan yang telah kami informasikan sebelumnya anda bisa mengunjungi blogspot resmi kami di alamat http://tehherbaluntukmengobatipneumotoraks.blogspot.com/ . Terimakasih atas kunjungan dan perhatiannya. Semoga artikel sederhana yang kami kutip ini bermanfaat untuk anda semua.  

Tidur Mendengkur Saat Hamil Bisa Membahayakan Bayi

Sabtu, 22 Oktober 2016

Tips Mencegah Risiko Mengalami Ketuban Pecah Dini

Ketuban pecah dini, apalagi sebelum mencapai usia kehamilan 34 minggu dapat menjadi kondisi serius yang dapat membahayakan nyawa, baik ibu maupun bayi. Sayangnya, sebagian ibu hamil memang lebih berisiko mengalami ketuban pecah dini. Segera cari tahu apa saja gejalanya.

Tips mencegah risiko mengalami ketuban pecah dini | Selamat datang dan terimakasih karena telah berkunjung ke salah satu situs resmi milik Alfian herbal yang merupakan agen resmi pusat penjualan obat herbal online terbesar dan terpercaya di indonesia yang lebih tepatnya berada di kota tasikmalaya. Pada kesempatan kali ini kami akan berbagi informasi penting seputar kesehatan yang akan meliputi tips mencegah risiko mengalami ketuban pecah dini.
 
Jika anda saat ini tengah mengandung buah hati anda dan sedang mencari referensi tentang tips mencegah ketuban pecah sebelum waktunya, maka anda harus membaca sampai selasai artikel ini. Bagi anda yang baru pertama kali hamil atau tidak memiliki pengalaman tentang kehamilan, barangkali air ketuban adalah hal yang asing untuk anda. Untuk itu simak sampai tuntas ulasan yang akan kami kutip tentang tips mencegah risiko mengalami ketuban pecah dini.

Kenapa kantung ketuban bisa pecah dini?


Sebenarnya, sampai saat ini dunia medis belum yakin benar apa penyebab pasti dari pecahnya kantung ketuban pada ibu hamil. Jika anda merokok, mengidap penyakit menular seksual, atau pernah mengalami pecah kantung ketuban di kehamilan sebelumnya, anda berisiko tinggi mengalami pecahnya kantung ketuban sebelum waktunya. 

Apabila anda pernah mengalami pendarahan pada kehamilan sebelumnya, anda juga berisiko tinggi pecah kantung ketuban sebelum waktunya. Demikian pula pada kehamilan kembar dua atau lebih bisa meninggikan risiko terkena kasus ini.

Wanita hamil yang mengalami kantung ketuban pecah dini akan mengelurkan cairan dengan jumlah banyak. Beberapa ibu hamil merasa seperti buang air kecil tanpa bisa dicegah. Biasanya, warna cairan ketuban ini bening hingga kuning atau hijau muda.

Apa itu Cairan Ketuban ? 

Cairan ketuban adalah cairan di dalam kantong yang melingkupi bayi di perut ibu. Dalam kondisi normal, cairan ini akan pecah tepat waktu sebelum persalinan terjadi. Namun ada kalanya ketuban pecah lebih cepat dari waktu yang seharusnya. Pecahnya cairan ketuban ini terjadi sebelum kehamilan mencapai usia 37 minggu yang disebut dengan ketuban pecah dini. Makin dini suatu ketuban pecah, maka dianggap makin berbahaya bagi ibu dan bayi.

Lalu Bagaimana Tips Mencegah Pecah Ketuban Dini ?


Dibawah ini ada beberapa tips untuk menghindari terjadinya ketuban pecah sebelum waktunya, anda perlu melakukan hal- hal berikut ini:
 
  • Melakukan pemeriksaan kehamilan secara teratur. Jika anda merasa ada sesuatu yang tidak normal pada kehamilan anda, jangan ragu-ragu untuk segera hubungi bidan atau dokter.
  • Jika dokter anda mendiagnosis mulut rahim anda lemah, makasementara waktu berhenti melakukan hubungan intim dengan suami anda.
  • Selalu bersihkan daerah kewanitaan denganbersih dan benar, yaitu selalu membilas dari daerah depan ke belakang.

Ketika memasuki minggu ke 30, air ketuban akan mulai keluar dari daerah kewanitaan anda. Air ketuban yang pecah menandai bahwa kantung ketuban tempat bayi  anda yang berada dalam kandungan mulai terbuka.  Untuk penyebab  air ketuban yan pecah sebenarnya belum diketahui secar pasti. Namun ada studi yang menulis bahwa air ketuban yang pecah karena reaksi kimia yang timbul akibat sinyal otak janin yang mungkin mengatakan bahwa ia ingin keluar.

Pecahnya air ketuban sebelum melahirkan disebut sebagai Premature Rupture of membranes atau (PROM). PROM terjadi setelah kehamilan menginjak minggu ke 37 ke atas. Kebanyakan wanita yang mengalami PROM sekitar 90% melahirkan empat jam kemudian.

Hal yang Harus Dilakukan Jika Air Ketuban Pecah Sebelum Melahirkan


Ketika air ketuban anda pecah, anda harus bisa segera meminta bantuan dan anda juga harus berusaha untuk berada dalam kondisi yang tetap tenang. Karena jika anda panik, justru akan  membuat anda kesulitan untuk mendapat pertolongan pertama yang tepat.

Ada tiga hal yang perlu ketahui ketika air ketuban pecah.
 
-Kapan air ketuban anda pecah?
-Bagaimana warna air ketuban anda ketika pecah?
-Bagaimana bau air ketuban anda ketika pecah? 

Seperti yang sudah disebutkan bahwa air ketuban itu cairan bening dan tidak berbau yang keluar dari vagina anda. Tetapi jika cairan berwarna kekuningan dan berbau yang keluar dari vagina anda kemungkinan itu urin anda. Dan jika cairan berwarna kehijauan yang keluar dari vagina anda, kemungkinana bayi dalam kandungan anda mengalami gangguan. Untuk itu segera hubungi dokter atau bidan anda.

Selain cara mencegah ketuban pecah dini (sebelum waktunya), hal yang dilakukan ketika air ketuban pecah, anda juga harus ingat ketika air ketuban pecah, jangan sekali-sekali memasukkan sesuatu ke vagina anda, karena ketika air ketuban yang sudah pecah sudah tidak bisa menahan kuman.

Baca juga artikel menarik lainnya | Waspada Obat Penghilang Rasa Sakit Tingkatkan Risiko Gagal Jantung 

Terus kunjungi situs http://tehherbaluntukmengobatipneumotoraks.blogspot.com/ untuk mengetahui informasi kesehatan lainnya , karena kami akan terus update setiap harinya.

Tips Mencegah Risiko Mengalami Ketuban Pecah Dini

Kamis, 13 Oktober 2016

Waspada Obat Penghilang Rasa Sakit Tingkatkan Risiko Gagal Jantung

Obat penghilang rasa sakit dapat sedikit meningkatkan risiko masalah jantung jika dikonsumsi dalam dosis tinggi dan dalam waktu yang lama. Dua jenis obat penghilang rasa sakit yang umum yaitu ibuprofen dan diklofenak. 

Waspada obat penghilang rasa sakit tingkatkan risiko gagal jantung -, Selamat datang dan terimakasih karena telah berkunjung ke salah satu blogspot milik Alfian Herbal, yang merupakan agen resmi pusat penjualan obat herbal online terbesar dan terpercaya di indonesia yang lebih tepatnya berada di kota tasikmalaya. Untuk kesempatan kali ini kami akan berbagi informasi penting seputar kesehatan waspada obat penghilang rasa sakit tingkatkan risiko gagal jantung.
 
Penelitian menyebutkan bahwa mengonsumsi obat penghilang rasa sakit jenis tertentu terkait dengan meningkatnya risiko gagal jantung. Obat-obat anti-inflamasi non-steroid (NSAID), seperti ibuprofen, naproxen dan diklofenak, biasanya digunakan untuk mengobati rasa sakit dan peradangan.

Lembaga British Medical Journal melakukan penelitian terhadap 10 juta orang, dengan usia rata-rata 77 tahun, yang mengonsumsi obat-obatan tersebut.

Para ahli di Inggris mengatakan penelitian ini merupakan sebuah peringatan untuk mempertimbangkan risiko serta manfaat dari obat tersebut.

Kajian ini menganalisis data dari 10 juta pemakai yang berasal dari Inggris, Belanda, Italia dan Jerman lalu membandingkannya dengan orang-orang yang tidak mengonsumsi obat penghilang rasa nyeri.

Sedangkan, para peneliti dari Universitas Milano-Bicocca di Italia, menemukan bahwa penggunaan obat-obat anti-peradangan NSAID bisa meningkatkan risiko gagal jantung sebesar 19%.

Karena orang-orang yang menjadi sasaran penelitian sudah berusia lanjut dan umumnya kesehatan mereka lebih buruk, maka para ahli di Inggris mengatakan temuan ini memiliki sedikit relevansi bagi sebagian besar kalangan yang berusia di bawah-65 tahun, tapi mungkin menjadi perhatian bagi para pasien lanjut usia.

Penggunaan obat secara seksama


Yayasan Jantung Inggris (BHF) mengatakan pasien-pasien seharusnya mengonsumsi obat-obat penghilang rasa sakit dengan dosis serendah mungkin dan dalam waktu sesingkat mungkin.

Profesor Peter Weissberg, direktur medis di BHF, mengatakan, "Penelitian observasional besar ini memperkuat penelitian sebelumnya yang menunjukkan bahwa beberapa obat anti-peradangan, merupakan kelompok obat yang umumnya dikonsumsi oleh pasien-pasien yang bermasalah dengan persendian, bisa meningkatkan risiko berkembangnya gagal jantung.

"Telah diketahui selama beberapa tahun, dewasa ini obat-obatan tersebut harus digunakan dengan seksama pada sejumlah pasien dengan, atau berisiko tinggi terkena penyakit jantung.

"Hal ini berlaku terutama bagi mereka yang mengonsumsinya setiap hari ketimbang kalangan yang hanya menggunakannya sesekali.

"Dikarenakan masalah jantung dan persendian sering terjadi bersamaan, terutama pada para lansia, penelitian ini berfungsi sebagai pengingat untuk para dokter untuk mempertimbangkan dengan seksama bagaimana mereka memberikan resep obat-obat anti-peradangan, dan untuk para pasien diharuskan untuk mengonsumsinya dengan dosis efektif terendah untuk waktu yang sesingkat mungkin.

"Mereka harus mendiskusikan pengobatan mereka dengan dokter jika mereka mempunyai kekhawatiran."

Stephen Evans, guru besar farmakoepediomologi atau bidang yang mempelajari efek obat di London School of Hygiene and Tropical Medicine, mengatakan, "Akibat yang ditimbulkan dari obat tersebut sangat sedikit relevansinya dengan kalangan yang berusia di bawah 65 tahun, namun bagi para lansia katakanlah, di atas umur 80 tahun, efek dari obat penghilang rasa sakit ini lebih relevan. " Dikutip dari portal.cbn.net.id


Terus kunjungi situs http://tehherbaluntukmengobatipneumotoraks.blogspot.com/ untuk mengetahui informasi kesehatan lainnya , karena kami akan terus update setiap harinya.

Waspada Obat Penghilang Rasa Sakit Tingkatkan Risiko Gagal Jantung